Jumat, 03 November 2017

Kota Bandung Jalin Kerjasama Dengan India

(foto: dok Humas Pemkot Bandung)
Kota Bandung dengan India memang memiliki sejarah tersendiri. Pada tahun 1955 pemimpin India Sri Pandit Jawaharlal Nehru pernah menginjakkan kakinya di Kota Kembang bersama Presiden Republik Indonesia (RI) pertama Soekarno.

Kala itu, negara yang dikenal dengan sebutan bollywood itu ikut menggagas Konferensi Asia Afrika (KAA) bersama beberapa negara termasuk Indonesia. Berangkat dari itu, sepertinya membuat Wali Kota Bandung Ridwan Kamil ingin kembali menjaga sejarah tersebut.

Memasuki tahun 2017 ini daerah yang dikenal Paris van Java itu bakal menjalin kerjasama dengan India.  Hal itu ditandai dengan kedatangan Duta Besar India Pradeep Kumar Rawat ke Pendopo Kota Bandung, Kamis (2/11/2017), kemarin.

Ridwan mengatakan, untuk memulai kerjasama ini daerahnya akan menggelar festival kebudayaan India pada malam tahun baru nanti. "Selama ini kita belum pernah (menggelar acara) tematik  kalau tahun baruan. Kita mulai saja dengan tema India," ungkap Ridwan.

Dari Informasi yang diterima penulis, Kota Bandung juga berencana akan menjalin kerja sama sister city di India. Namun, baik Ridwan maupun Pradeep belum menyebutkan kepastikan kota di India yang menjadi target kerjasama.

Selain diplomasi budaya dan sister city, Pemerintah India juga menawarkan beasiswa capacity building untuk aparatur pemerintah Bandung di India. Selama ini, orang nomor satu di Kota Bandung sering menyekolahkan para pegawai terbaiknya ke luar negeri untuk peningkatan kapasitas diri.
(foto: dok Humas Pemkot Bandung)
Dalam kesempatan tersebut, Duta Besar India Pradeep menyambut baik ide spontan yang digagas Wali Kota bandung Ridwan Kamil. Ia bahkan berencana untuk membawa serta kebudayaan India untuk tampil  di Kota Bandung.

Pradeep menjelaskan, bila negaranya telah menjadi rujukan kesehatan bagi negara-negara Asia Tengah dan Timur Tengah. Hal itu karena biaya yang dikeluarkan untuk berobat kesehatan di sana relatif lebih murah.

Lebih lanjut, kata dia, tak menutup kemungkinan bila negaranya dengan Kota Bandung akan berkolaborasi dan bekerjasama dibidang kesehatan. " Kami juga memproduksi obat-obatan yang dijual ke 50 negara di Afrika," pungkasnya.

Berkat Soleh Lokasi Gersang Kini Menjadi Kawasan Hijau

(foto: Soleh menunjukan torn penampung air di Kampung Sepen RT 03/13, Kelurahan Baleendah, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung/ dok penulis)
Warga Kampung Sepen RT 03/13, Kelurahan Baleendah, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, patut untuk berterima atas upaya salah seorang warganya Soleh, 50. Berkat kerja kerasnya dalam kurun waktu lima tahun terakhir pria kelahiran Pandeglang, Banten, itu berhasil mengubah salah satu kampung di Baleendah yang sebelumnya gersang menjadi hijau

Soleh yang kini dipercaya sebagai Ketua RT setempat menjadi yang menginisiasi sekaligus yang pertama kali mengkampanyekan agar para warga mau menanam pohon di area yang yang sejarahnya minim akan sumber air. Hal itu lantaran kawasan tersebut berada tepat dibawah di gunung batu Baleendah.

Berdasarkan informasi dari warga sekitar, sudah puluhan tahun kebutuhan air bagi 253 kepala keluarga yang menetap dilokasi tersebut sering tak tercukupi. Tapi, memasuki awal tahun 2015 masyarakat secara bertahap mulai merasakan mudahnya mendapat air dari upaya penghijauan yang dilakukan Soleh.

Bahkan, saat ini sebanyak 5 unit torn telah hadir untuk difungsikan menampung air dengan kapasitas 11.000 kubik. Air dalam torn itu disediakan hasil dari penyedotan sumur bor yang menjadi pemasok air utama dari kampung tersebut.

Kepada penulis, ayah dari tiga putri itu menuturkan, bila yang dilakukannya sejak awal hingga kini bukan tanpa perjuangan. Salah satunya, ketika mencoba mengajak masyarakat untuk bersama melakukan penghijauan dikawasan pemukiman yang saat itu kondisinya sudah mengkhawatirkan.

"Saya fikir wajar bila disini air sangat sulit didapatkan. Selain karena tidak ada mata air, pemukiman yang berada diarea gunung batu, lahan juga disini jauh dari kesan hijau sejak tahun 90'an
," kata Soleh.

Dirinya yang mulai menetap ptahun 2009 silam itu juga langsung menyiapkan uang yang nilainya tak sedikit hanya untuk sekedar membeli lahan demi memberi contoh agar masyarakat mengetahui betapa pentingnya kesadaran merawat lingkungan seperti menanam pohon.

Saat itu, sekitar 4 hektar lahan yang berada diatas kawasan pemukiman warga mulai Soleh hijaukan sendiri. "Ada beberapa jenis pohon yang mulai saya tanam seperti Albasiah, somsi (kayu hutan), kopi, kayu jati, hingga beberapa buah-buahan jeruk," tuturnya.

Walau sempat dicaci maki dan diremehkan dengan usahanya itu, akhirnya satu tahun kemudian Soleh mendapat respon positif dari masyarakat. Beberapa warga juga ikut mau melakukan penanaman pohon di sekitar rumahnya dengan harapan dapat membantu penghijauan.

"Dari situ (penghijauan) kami dan warga disini bersama-sama melakukan proses pengggalian sumber air membuat sumur bor. Beberapa kali kami gali dan terus digali. Saya fikir menggali tanah saat ada pepohonan akan membuahkah hasil," tuturnya.

Lebih lanjut, kata Soleh, begitu telah melakukan beberapa kali penggalian sekitar 200 meter dari area permukiman dirinya dan warga menemukan sumber air walaupun dengan kedalaman lebih dari 14 meter.

Menurut dia, kehadiran sumur ini tak terlepas dari upaya penghijauan yang dilakukannya bersama masyarakat setempat. Karena bagi soleh secara lahiriah tidak akan ada sumber air diarea pegunungan yang berkontur bebatuan.

"Tapi kan semua itu bisa terjawab seandainya ada usaha. Dan inilah hasilnya. Dulu daerah ini gersang tanpa air, sumur pun kering, tapi kini perlahan telah berubah menjadi lebih hijau," ungkapnya.

Peniup Terompet Sunda asal Kabupaten Bandung Pecahkan Rekor MURI

(foto: dok penulis)
Penggiat seni yang berasal dari 14 paguron di Kabupaten Bandung berhasil menorehkan prestasi beberapa waktu lalu. Para seniman trasional itu memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) untuk kategori peniup terompet khas sunda terbanyak sepanjang sejarah dalam gelaran kesenian.

Senior Manager MURI Awan Suwargo, mengatakan pihaknya memberikan piagam penghargaan kepada seniman asal ibukota Soreang itu setelah mampu mencetak rekor baru di bidang kesenian dan kebudayaan.
"Tercatat sebanyak 73 peniup terompet ikut dalam pagelaran seni yang belum pernah digelar sebelumnya," ujar Awan kepada penulis.

Menurut Awan, selain mencetak rekor baru di Indonesia para peniup terompet yang biasa mengiringi kesenian pencak silat ini menjadi yang pertama menorehkan prestasi di tingkat dunia.
"Sejumlah seniman ini secara serentak memainkan terompet dalam kurun waktu 1 jam. Mereka juga tercacat bisa mengolaborasikan alunan nada musik tradisional dengan iringan suara alat musik modern," ucapnya. 

Dalam kesempatan itu, Bupati Bandung Dadang M Naser mengaku sangat bangga dengan penghargaan MURI ini. Terutama diberikan untuk para penggiat seni diwilayahnya yang sangat kreatif hingga mampu mencetak rekor pertama di dunia.
"Apalagi keberadaan para peniup terompet tradisional sunda sudah jarang ditemukan. Penghargaan ini semoga jadi awal dari kebangkitan seniman sunda," ungkapnya.

Dadang melihat hampir ditiap pertunjukan kesenian tradisional Sunda tak banyak yang melihat para peniup terompet ini penting. Bahkan, warga merasa para penari, pemain pencak, dan pemain kendang lah yang kehadirannya begitu vital.
"Padahal peniup terompet perannya besar. Semoga dengan penghargaan ini mereka bisa tetap eksis. Ini yang akan terus kami pelihara," tutur dia.

Penggagas ide pembuatan rekor MURI Yoyon Darsono mengaku bangga dengan torehan prestasi ini. Dirinya ingin rekor MURI menjadi kado untuk Kabupaten Bandung yang memperingati hari jadinya ke 376.
"Saya dan para penggiat seni lainnya akan terus melakukan inovasi mengangkat budaya Sunda Kabupaten Bandung ke kancah yang lebih tinggi. Alhamdulillah kami berhasil mencetak rekor baru," ungkapnya.

Peringati Maulid Nabi, Oded Ajak Umat Muslim Ikuti Jejak Nabi Muhammad SAW

(Wali Kota Bandung Oded M Danial) Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Wali Kota Bandung Oded M Danial mengajak umat muslim mengikuti jeja...