(foto: dok Humas Pemkot Bandung) |
Kota Bandung dengan India memang memiliki sejarah tersendiri. Pada tahun 1955 pemimpin
India Sri Pandit Jawaharlal Nehru pernah menginjakkan kakinya di Kota Kembang bersama Presiden Republik Indonesia (RI) pertama Soekarno.
Kala itu, negara yang dikenal dengan sebutan bollywood itu ikut menggagas Konferensi Asia Afrika (KAA) bersama beberapa negara termasuk Indonesia. Berangkat dari itu, sepertinya membuat Wali Kota Bandung Ridwan Kamil ingin kembali menjaga sejarah tersebut.
Memasuki tahun 2017 ini daerah yang dikenal Paris van Java itu bakal menjalin kerjasama dengan India. Hal itu ditandai dengan kedatangan Duta Besar India Pradeep Kumar Rawat ke Pendopo Kota Bandung, Kamis (2/11/2017), kemarin.
Kala itu, negara yang dikenal dengan sebutan bollywood itu ikut menggagas Konferensi Asia Afrika (KAA) bersama beberapa negara termasuk Indonesia. Berangkat dari itu, sepertinya membuat Wali Kota Bandung Ridwan Kamil ingin kembali menjaga sejarah tersebut.
Memasuki tahun 2017 ini daerah yang dikenal Paris van Java itu bakal menjalin kerjasama dengan India. Hal itu ditandai dengan kedatangan Duta Besar India Pradeep Kumar Rawat ke Pendopo Kota Bandung, Kamis (2/11/2017), kemarin.
Dari Informasi yang diterima penulis, Kota Bandung juga berencana akan menjalin kerja sama sister city di India. Namun, baik Ridwan maupun Pradeep belum menyebutkan kepastikan kota di India yang menjadi target kerjasama.
Selain
diplomasi budaya dan sister city, Pemerintah India juga menawarkan
beasiswa capacity building untuk aparatur pemerintah Bandung di India. Selama
ini, orang nomor satu di Kota Bandung sering menyekolahkan para pegawai terbaiknya ke luar negeri untuk
peningkatan kapasitas diri.
(foto: dok Humas Pemkot Bandung) |
Dalam kesempatan tersebut, Duta Besar India Pradeep menyambut baik ide spontan yang digagas Wali Kota bandung Ridwan Kamil. Ia bahkan berencana untuk membawa serta kebudayaan India untuk tampil di Kota Bandung.
Pradeep menjelaskan, bila negaranya telah menjadi rujukan kesehatan bagi negara-negara Asia Tengah dan Timur
Tengah. Hal itu karena biaya yang dikeluarkan untuk
berobat kesehatan di sana relatif lebih murah.
Lebih lanjut, kata dia, tak menutup kemungkinan bila negaranya dengan Kota Bandung akan berkolaborasi dan bekerjasama dibidang kesehatan. " Kami juga memproduksi obat-obatan yang dijual ke 50 negara di Afrika," pungkasnya.