Minggu, 05 November 2017

Berwisata Sambil Sembuhkan Penyakit di Cibolang

(foto: Pemandian air panas Cibolang di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung/ dok penulis)
Mau berlibur sekaligus mendapatkan manfaat? pemandian air panas Cibolang yang berada di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, layak penulis rekomendasikan untuk menjadi pilihan para wisatawan berlibur di akhir pekan.

Dari informasi yang didapatkan, sumber air panas di kolam pemandian Cibolang berasal dari Gunung Wayang Windu dengan tingkat panas 43 derajat. Sebelum mengalir menuju kolam pemandian tingkat kepanasannya sekitar 64 derajat.

Tak heran, bila air panas di tempat ini mengandung ph 7,8. Dengan kandungan tersebut kolam pemandian ini tentu bisa menjadi terapi berbagai penyakit. Seperti penyakit kulit, rematik, encok, asam urat dan lainnya.

Perjalanan menuju objek wisata pemandian air panas ini pun terbilang cukup menyenangkan. Sepanjang perjalanan, hamparan kebun teh dibawah pengelolaan PTPN VIII Malabar nampak menyejukan mata.

Tak hanya itu secara geografis pemandian air panas yang dan berbatasan dengan Gunung Wayang Windu ikut menghadirkan sensasi berbeda sehingga tak heran setiap pengunjung yang datang ke tempat ini disuguhi hijaunya pepohonan dan semilir angin yang secara langsung terasa saat berendam.

Humas Pemandian Air Panas Cibolang Zenal Arifin mengatakan, pemandian air panas Cibolang ini, didirikan dan diresmikan pada 1985 lalu. Sebelum dibangun dan dikembangkan seperti ini, Cibolang hanya sebuah pancuran-pancuran tempat mandi warga sekitar.

Selain menikmati air panas, tambah Zaenal, para pengunjung ditempat ini pun bisa melihat kepulan asap yang keluar dari perut bumi. Namun, untuk bisa melihat langsung keajaiban alam ini, pengunjung harus berjalan kaki ke dalam hutan Gunung Wayang Windu sejauh kurang lebih 750 meter.

“Kepulan asap kawah yang menjadi daya tarik pengunjung itu, dikenal oleh warga sekitar dengan nama Kawah Burung, burung dalam Bahasa Sunda artinya tidak jadi. Artinya, Kawah Burung, adalah kawah yang tidak jadi,” tuturnya.

Seorang wisatawan Yuli Fajar, 30, mengaku berwisata ke pemandian air panas Cibolang memberikan pengalaman yang berbeda. Meskipun akses jalannya kurang bagus, tapi semua terbayar lunas setelah tiba dilokasi yang sejuk dan asri.

“Rasanya semua penat hilang seketika. Di tempat ini pengunjung dimanjakan dengan tiga kolam rendam air panas untuk anak-anak dan orang dewasa. Air panas di kolam ini berasal dari delapan sumber mata air dari Gunung Wayang Windu, kolamnya juga bisa jadi terapi,” ungkapnya.

Berkreasi Dengan Memanfaatkan Limbah Koran

(foto: Kurdaman/ dok penulis)
Tak ada rotan akar pun jadi. Itulah mungkin pribahasa yang melatar belakangi Kurdaman, 54, warga Kampung Neglasari, Desa Ciapus, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, membuat kerajinan berbahan dasar limbah koran.

Mulai dari tempat tisu, assesoris lampu, celengan, miniatur menara, hingga bangunan menyerupai gedung sate yang merupakan simbol Jawa Barat menjadi kreasi dari hasil kelihaian tangannya.

Bahkan, belum lama ini ayah dari dua orang putri itu menyabet juara pertama dalam kategori 'Pembuatan Kerajinan Berbahan Dasar Limbah' seiring dengan karyanya membuat tempat lampu pijar berbahan dasar bekas bungkus rokok.

Event yang digelar oleh salah satu perusaahan rokok terkemuka di Indonesia itu tentunya menambah deretan panjang penghargaan yang diterima Kurdaman setelah sebelumnya selalu mendapat apresiasi dari pemerintah setempat.

Pemanfaatan limbah kertas yang dikembangkan Kurdaman yang sudah berjalan selama 7 tahun sejak 2010 lalu itu rupanya ikut membuat pesanan dari dalam maupun luar kota terus mengalir. Mulai dari Yogyakarta, Semarang, Jakarta, dan beberapa daerah lain seiring dengan keikutsertaannya di event pameran.

Pria kelahiran Indramayu itu juga kerap kewalahan ketika orderan tinggi karena tidak memiliki pekerja tetap. "Untuk saat ini saya membuat berbagai kerajinan (limbah koran) itu dibantu oleh para pelajar dan warga sekitar. Mereka ikut merangkai kertas yang terlebih dulu dilinting," ujarnya.

Tujuan dirinya mengikutsertakan masyarakat dalam usahanya itu sebagai upaya sosialisasi agar limbah yang dianggap tidak memiliki fungsi pada dasarnya jika diolah dengan baik dapat menjadi barang yang bernilai ekonomis.

Kurdaman juga ingin  ikut memberikan peluang mendapatkan penghasilan tambahan ketika seseorang punya kreatifitas. Untuk satu kilo koran seharga Rp3.000, dirinya dapat membuat 1 bentuk jenis kerajinan.

"Untuk harga saya mematok antara Rp25.000 hingga Rp50.000. Mulai dari tempat tisu, assesoris lampu, celengan, serta miniatur menara," ungkapnya.

Ketika ditanya dari mana datangnya ide pembuatan kerajinan dari limbah koran ini, Maman sapaan akrabnya mengaku awal mula datang dari warga serta permasalahan lingkungan sekitarnya.

Meski dirinya harus memutar otak tetapi secara bertahap akhirnya pengembangan ekonomi kreatif dengan menyulap limbah kertas koran menjadi aneka kerajinan dapat diwujudkan.

"Saya juga saat ini mencoba mengubah mindset masyarakat dengan intensif memberikan pelatihan terhadap masyarakat, para ibu PKK, serta sejumlah Karangtaruna,"tuturnya..

Alumnus Diploma 3 Akademi Teknologi Mandala (ATM) Bandung tahun 1987 itu juga kini tengah mencoba memanfaatkan limbah lain yaitu kayu untuk kembali dibentuk menjadi sebuah kerajinan tangan seperti miniatur hewan, dan wayang.

Dia juga berharap kedepan langkah yang dilakukannya ini dapat memberikan hasil nyata yaitu sebuah penyadaran betapa pentingnya peran serta masyarakat menjaga lingkungan.

"Kalau keuntungan material itu relatif dari bisnis ini saya mendapatkan keuntungan sekitar Rp5 juta perbulan. Tapi manfaat lainnya semoga saja dapat menuntaskan persoalan sampah," ucapnya.

Peringati Maulid Nabi, Oded Ajak Umat Muslim Ikuti Jejak Nabi Muhammad SAW

(Wali Kota Bandung Oded M Danial) Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Wali Kota Bandung Oded M Danial mengajak umat muslim mengikuti jeja...