(foto: Sultan Rustana, petani yang mengembangkan buah kurma diarea perbukitan/ dok penulis) |
Selain manis, kurma yang sering menjadi buah tangan ketika para jemaah haji melakukan ibadah ke tanah suci juga sangat multiguna. Karena dapat berfungsi untuk meregulasi proses pencernaan tubuh seiring dengan kandungan yang ada didalamnya seperti vitamin, mineral, dan serat.
Namun tahukah bila pohon kurma yang belakangan hanya diketahui oleh masyarakat umum dapat tumbuh di daerah bersuhu kering tapi rupanya bisa dikembangkan pula diarea perbukitan beriklim tropis.
Seperti halnya yang kini dilakukan salah seorang petani Kampung Gambung, RT03/02, Desa Mekarsari, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Sultan Rustana, 64. Dirinya telah 4 tahun mengembangkan buah kurma di lahan seluas 1.400 meter persegi bahkan kini memiliki sekitar 100 pohon siap panen.
Sultan mengaku sedikit terkejut bila biji kurma yang sempat dilemparkan ke halaman (pekarangan) yang tak jauh dari rumahnya itu malah tumbuh menjadi pohon kurma. Pria yang berlatar belakang sebagai kontraktor itu pun kemudian mencari informasi untuk mengembangkan pohon kurma.
"Waktu saya bersihkan kebun saat itu, liat di pot ada biji kurma yang saya lempar ternyata sudah ada akarnya. Saya lalu coba tanam di lahan pinggir rumah," ujarnya kepada penulis.
Awalnya, tutur Sultan, biji kurma yang ditanam secara sengaja malah sempat gagal berbeda dengan beberapa biji yang dilemparkan sebelumnya. Menurut dia, dari 100 biji yang ditanam kala itu hanya dua bibit saja yang berakar.
Dirinya pun terus berfikir sekaligus mencari informasi selengkap mungkin terkait proses penanaman biji kurma agar bisa menghasilkan.
"Katanya sebelum ditanam biji harus direndam pakai air hangat selama seminggu. Setelah itu pakai obat pemacu tumbuhan dan dibungkus kain basah," tuturnya.
Upaya Sultan pun perlahan membuahkan hasil. Akar dari biji kurma yang ditanamnya mulai mengeluarkan akar bahkan kini pohon kurma yang paling tua dilahannya sudah berusia empat tahun.
Meski belum banyak pohon yang menghasilkan buah mamun sejumlah konsumen yang datang kekebunnya sudah memesan dengan harga antara Rp300.000 hingga Rp3juta sesuai tinggi dan umur pohon.
"Tinggal menunggu beberapa tahun lagi untuk panen. Kalau pembeli berasal dari Jakarta, Bogor, Jambi, serta Surabaya,"
Buah kurma yang dihasilkan dilahannya, diakui Sultan, memang sedikit berbeda dengan kurma yang berasal dari Timur Tengah. Dari segi bentuk, kurma yang dikembangkannya cenderung lebih kecil, dengan tesktur sama namun dari rasa lebih manis.
Terkait perawatannya, kata dia, tidak terlalu sulit bila dibandingkan dengan pohon atau tanaman sejenisnya karena tidak perlu menggunakan pupuk hanya saja dalam proses pembibitan hingga tumbuh harus sering diberikan air.
"Memang masih terlihat aneh sih karena kurma bisa tumbuh diarea dingin tapi memang bisa kok dan ini buktinya," ucapnya.