(foto: Kurdaman/ dok penulis) |
Mulai dari tempat tisu, assesoris lampu, celengan, miniatur menara, hingga bangunan menyerupai gedung sate yang merupakan simbol Jawa Barat menjadi kreasi dari hasil kelihaian tangannya.
Bahkan, belum lama ini ayah dari dua orang putri itu menyabet juara pertama dalam kategori 'Pembuatan Kerajinan Berbahan Dasar Limbah' seiring dengan karyanya membuat tempat lampu pijar berbahan dasar bekas bungkus rokok.
Event yang digelar oleh salah satu perusaahan rokok terkemuka di Indonesia itu tentunya menambah deretan panjang penghargaan yang diterima Kurdaman setelah sebelumnya selalu mendapat apresiasi dari pemerintah setempat.
Pemanfaatan limbah kertas yang dikembangkan Kurdaman yang sudah berjalan selama 7 tahun sejak 2010 lalu itu rupanya ikut membuat pesanan dari dalam maupun luar kota terus mengalir. Mulai dari Yogyakarta, Semarang, Jakarta, dan beberapa daerah lain seiring dengan keikutsertaannya di event pameran.
Pria kelahiran Indramayu itu juga kerap kewalahan ketika orderan tinggi karena tidak memiliki pekerja tetap. "Untuk saat ini saya membuat berbagai kerajinan (limbah koran) itu dibantu oleh para pelajar dan warga sekitar. Mereka ikut merangkai kertas yang terlebih dulu dilinting," ujarnya.
Tujuan dirinya mengikutsertakan masyarakat dalam usahanya itu sebagai upaya sosialisasi agar limbah yang dianggap tidak memiliki fungsi pada dasarnya jika diolah dengan baik dapat menjadi barang yang bernilai ekonomis.
Kurdaman juga ingin ikut memberikan peluang mendapatkan penghasilan tambahan ketika seseorang punya kreatifitas. Untuk satu kilo koran seharga Rp3.000, dirinya dapat membuat 1 bentuk jenis kerajinan.
"Untuk harga saya mematok antara Rp25.000 hingga Rp50.000. Mulai dari tempat tisu, assesoris lampu, celengan, serta miniatur menara," ungkapnya.
Ketika ditanya dari mana datangnya ide pembuatan kerajinan dari limbah koran ini, Maman sapaan akrabnya mengaku awal mula datang dari warga serta permasalahan lingkungan sekitarnya.
Meski dirinya harus memutar otak tetapi secara bertahap akhirnya pengembangan ekonomi kreatif dengan menyulap limbah kertas koran menjadi aneka kerajinan dapat diwujudkan.
"Saya juga saat ini mencoba mengubah mindset masyarakat dengan intensif memberikan pelatihan terhadap masyarakat, para ibu PKK, serta sejumlah Karangtaruna,"tuturnya..
Alumnus Diploma 3 Akademi Teknologi Mandala (ATM) Bandung tahun 1987 itu juga kini tengah mencoba memanfaatkan limbah lain yaitu kayu untuk kembali dibentuk menjadi sebuah kerajinan tangan seperti miniatur hewan, dan wayang.
Dia juga berharap kedepan langkah yang dilakukannya ini dapat memberikan hasil nyata yaitu sebuah penyadaran betapa pentingnya peran serta masyarakat menjaga lingkungan.
"Kalau keuntungan material itu relatif dari bisnis ini saya mendapatkan keuntungan sekitar Rp5 juta perbulan. Tapi manfaat lainnya semoga saja dapat menuntaskan persoalan sampah," ucapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar