(foto: dok penulis) |
Senior
Manager MURI Awan Suwargo, mengatakan pihaknya memberikan piagam
penghargaan kepada seniman asal ibukota Soreang itu setelah mampu
mencetak rekor baru di bidang kesenian dan kebudayaan.
"Tercatat
sebanyak 73 peniup terompet ikut dalam pagelaran seni yang belum pernah
digelar sebelumnya," ujar Awan kepada penulis.
Menurut
Awan, selain mencetak rekor baru di Indonesia para peniup terompet yang
biasa mengiringi kesenian pencak silat ini menjadi yang pertama
menorehkan prestasi di tingkat dunia.
"Sejumlah seniman ini secara
serentak memainkan terompet dalam kurun waktu 1 jam. Mereka juga tercacat bisa mengolaborasikan
alunan nada musik tradisional dengan iringan suara alat musik modern,"
ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Bupati
Bandung Dadang M Naser mengaku sangat bangga dengan penghargaan MURI
ini. Terutama diberikan untuk para penggiat seni diwilayahnya yang
sangat kreatif hingga mampu mencetak rekor pertama di dunia.
"Apalagi
keberadaan para peniup terompet tradisional sunda sudah jarang
ditemukan. Penghargaan ini semoga jadi awal dari kebangkitan seniman
sunda," ungkapnya.
Dadang
melihat hampir ditiap pertunjukan kesenian tradisional Sunda tak banyak
yang melihat para peniup terompet ini penting. Bahkan, warga merasa
para penari, pemain pencak, dan pemain kendang lah yang kehadirannya
begitu vital.
"Padahal peniup terompet perannya besar. Semoga dengan
penghargaan ini mereka bisa tetap eksis. Ini yang akan terus kami
pelihara," tutur dia.
Penggagas ide pembuatan rekor MURI Yoyon Darsono mengaku bangga
dengan torehan prestasi ini. Dirinya ingin rekor MURI menjadi kado untuk
Kabupaten Bandung yang memperingati hari jadinya ke 376.
"Saya dan para
penggiat seni lainnya akan terus melakukan inovasi mengangkat budaya
Sunda Kabupaten Bandung ke kancah yang lebih tinggi. Alhamdulillah kami
berhasil mencetak rekor baru," ungkapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar