Sebagai konsumen masyarakat diminta cerdas dalam memilih makanan bagi
kesehatan. Bila merasa curiga dari makanan yang akan dikonsumsi,
disarankan langsung bertanya kepada penjual.
Hal tersebut agar terhindar dari dampak yang ditimbulkan terutama panganan yang mengandung zat berbahaya.
Hal tersebut agar terhindar dari dampak yang ditimbulkan terutama panganan yang mengandung zat berbahaya.
Selain itu, masyarakat juga diharapkan ikut berperan serta untuk mengawasi makanan atau jajanan yang dikonsumsinya. Termasuk segera melaporkan jika menemukan maupun melihat adanya praktik dari oknum penjual yang mencampurkan zat berbahaya meski telah dilarang demi meraup untung.
Kepada penulis, Kepala BPOM Bandung, Jawa Barat, Abdul Rochim akan terus melakukan sosialisasi secara berkala agar masyarakat bisa perlahan teredukasi dan lebih pro aktif dalam mengawasi semua makanan yang ada di sekitarnya.
"Karena berdasarkan pantauan kami dilapangan, saat ini masih banyak terjadi pelanggaran (produsen) saat memproduksi panganan sehingga tidak aman di konsumsi. Untuk itu sekarang ayo masyarakat peduli lah," ujar Abdul.
Menurut
dia, di awal tahun 2017 ini instansinya sempat menemukan oknum
yang mengumpulkan makanan kadaluarsa. Bahkan, sesuai penelusuran oknum
(distributor) tersebut nekad menghapus tanggal masa layak konsumsi
yang telah tertera dalam makanan sebelum memasarkan.
"Jumlahnya cukup banyak waktu itu kami sita sampai 2 truk besar. Itu (kasus) berada dikawasan Cirebon. Belum lagi, rentetan kasus yang setiap tahun terus terulang seperti peredaran makanan mengandung zat berbahaya yang selalu kami temukan," terang Abdul.
"Jumlahnya cukup banyak waktu itu kami sita sampai 2 truk besar. Itu (kasus) berada dikawasan Cirebon. Belum lagi, rentetan kasus yang setiap tahun terus terulang seperti peredaran makanan mengandung zat berbahaya yang selalu kami temukan," terang Abdul.
Dalam
setiap kegiatan pengujian makanan, Abdul masih menemukan adanya
panganan milik para pedagang yang mengandung pewarna berbahaya,
formalin, maupun borax. "Untuk itu, Kami harap konsumen dalam hal
ini masyarakat jangan malu bertanya soal makanan yang akan dibeli,"
ungkap dia.
Abdul menambahkan,
instansinya sulit seandainya harus memetakan atau mendeteksi panganan
berbahaya wilayah di Jawa Barat sebelum beredar ke pasaran. Pasalnya,
berdasarkan persentase dalam kurun
waktu 2 tahun terakhir
peredaran makanan berzat berbahaya atau kadaluarsa potensinya sama.
"Ya agak sulit bila mengawasi satu persatu (daerah). Apalagi yang jadi pantauan kami (BPOM) juga kan obat obatan dan kosmetik berbahaya yang harus pula di waspadai masyarakat. Jadi perlu ada peran semua pihak," tandasnya.
"Ya agak sulit bila mengawasi satu persatu (daerah). Apalagi yang jadi pantauan kami (BPOM) juga kan obat obatan dan kosmetik berbahaya yang harus pula di waspadai masyarakat. Jadi perlu ada peran semua pihak," tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar