Minggu, 28 Januari 2018

Bantu Fasilitasi Masyarakat yang Ingin Beribadah

(foto: Kardita Kintabuana/ dok Penulis)
Merintis sebuah usaha memang tidak semudah seperti membalikan telapak tangan. Tak hanya itu, untuk membuka peluang usaha juga bukan hanya mengedepankan obsesi ataupun sekedar keinginan semata. Namun dalam realisasinya, perlu diimbangi dengan adanya kerja keras, dan perjuangan. 

Itulah salah satu hal yang menjadi dasar dari Kardita Kintabuana, 45, memulai mengembangkan bisnisnya di bidang travel dan tourism khususnya untuk mengelola keberangkatan haji dan umroh. Meski pria kelahiran Banjarmasin dapat dikatakan sebagai pemula untuk meniti karir dibidang perjalanan serta tanpa memiliki latar belakang bisnis, akan tetapi tak sedikitpun ada rasa ragu.

Siapa yang menyangka baru memasuki tahun pertamanya sebagai Direktur di PT Shidqi Citra Utama (Shidqi Tour and Travel) dirinya mampu membuktikan bahwasannya dengan kesungguhan dan keyakinan segala sesuatu yang diproyeksikan dapat dengan mudah terwujud. Bahkan, kini puluhan warga setiap bulan di wilayah Bandung Raya yang berniat menjalankan ibadah ke tanah suci mulai memanfaatkan jasa dari perusahaan yang dipimpinnya itu.

Ditemui dikediamannya, Jalan Cisangkan Hilir No. 85 RT01/19, Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi, Kardita yang dipercaya menjabat sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPD Kesatuan Tours Travel Haji Umroh Republik Indonesia (Kesthuri) menceritakan secara singkat seputar pengalamannya dalam mengelola bisnis keberangkatan jemaah haji serta sedikit rencanannya kedepan setelah sukses menjadi seorang pengusaha. Berikut petikan perbincangan dengan penulis: 

#Kapan tepatnya anda memulai bisnis ini?

Sekitar awal tahun 2013 lalu perusahaan ini mulai dijalankan. Meski memang saat ini masih berstatus baru namun respon dari masyarakat yang berniat memanfaatkan jasa kami rupanya cukup besar. Dalam bulan ini saja lebih dari 40 orang telah melakukan pendaftaran. Rencananya, kami targetkan dalam setahun dapat memberangkatkan sekitar 1.000 orang jemaah. 

#Kenapa anda tertarik dan memilih sektor haji dan umroh? 

Saya melihat perjalanan ibadah ini potensinya sangat besar disamping merupakan kewajiban setiap muslim. Sesuai dengan data saja dalam setiap tahun peningkatan jemaah haji yang berangkat ketanah suci selalu bertambah mencapai 100%.  Bahkan, perputaran uang dalam perjalanan ini dapat menembus Rp 25 triliun. Oleh sebab itulah, kenapa hal ini tidak saya jadikan peluang usaha. Termasuk membantu dalam memfasilitasi masyarakat yang ingin beribadah

#Kesulitan apa saja yang sempat anda alami ketika menjalankan bisnis ini? 

Dari segi manajerial serta strategi dalam memasarkan jasa menjadi salah satu hal yang cukup sulit bagi saya. Sebab, perjalanan untuk keberangkatan haji ini membutuhkan pengelolaan yang proporsional baik persiapan maupun kebutuhan lainnya yang tentu diperlukan oleh para jemaah. Belum lagi, memberikan kenyamanan bagi cutomer karena bisnis ini bukan memasarkan sebuah produk namun berbentuk jasa yang dirasakan.

Disisi lain, saya juga bukan berlatar belakang pendidikan dari bidang ekonomi ataupun marketing sehingga harus mempelajari secara intens berbagai macam konsep berwirausaha meski  secara otodidak dan dari pengalaman yang telah saya lalui ketika menjadi seorang jemaah yang saat itu dilayani oleh agen perjalanan dan sempet pula menjadi pembimbing. 

#Bagaimana tanggapan anda menyikapi maraknya kasus penipuan perjalanan haji dan umroh? 

Adanya kasus perjalanan haji dan umroh memang selalu saja ada. Bahkan hal itu seolah menjadi aspek yang tak dapat dihindarkan dari sebuah agen tour and travel. Namun tentunya kami selaku penyelenggara selalu memberikan pemahaman, informasi, dan beberapa prosedur lainnya kepada calon jemaah sehingga hal itu tidak terjadi.

Kami juga merasa bahwa setiap calon jemaah ini bukan merupakan mitra saja setelah pemberangkatan usai semuanya selesai. Akan tetapi kami terus menjalin tali silaturahmi dengan azas kekeluargaan agar para jemaah itu pun dapat merasakan kenyamanan dan kembali memanfaatkan jasa kami. Karena biasanya ibadah haji ataupun umroh dilakukan bukan hanya sekali. 

#Bagaimana langkah diperusahaan anda dalam menjamin keamanan para jamaah? 

Saya rasa dengan konsep keterbukaan terhadap para konsumen yang berniat memanfaatkan jasa kami dan memberikan pelayanan sesuai dengan aturan yang diberlakukan perusahaan menjadi hal yang tetap diprioritaskan. Kami juga menjamin legalitas perusahaan karena telah tergabung dalam lembaga resmi tidak seperti agen perjalanan lainnya yang mungkin sifatnya ilegal.

Ketika melakukan ibadah ditanah suci juga, kami menyiapkan beberapa fasilitas sesuai dengan yang dibutuhkan jemaah. Entah dengan meyiapkan pembimbing yang ideal termasuk beberapa hal lainnya agar jemaah ketika berangkat dan pulang mendapatkan apa yang sejatinya didapatkan termasuk ibadah yang khusus. 

#Seperti apa tanggapan anda, terkait adanya persaingan yang ketat antar agen perjalanan? 

Persaingan memang lumrah terjadi. Bukan hanya dari sektor ini akan tetapi beberapa bisnis lainnya pun demikian. Kendati begitu, kami yang lebih mengedepankan visi ingin membuat penyelenggara haji dan umroh profesional tentu yakin akan bisa bertahan seiring dengan banyaknya agen perjalanan haji dan umroh yang lebih dulu.

Paling tidak, kami tetap konsisten menjalankan bisnis ini sesuai dengan aturan yang ada, termasuk ajaran agama yang tetap menjadi landasan, karena bertahannya sebuah perusahaan dibidang ini mayoritas bukan hanya bisnis namun dikolaborasikan dengan dasar spiritual dan tentunya motivasi kami ingin memberikan kemudahan bagi masyarakat dengan harga yang ekonomis dan terjangkau sesuai dengan paket perjalanan yang diminta. 

#Kedepan, apakah ada hal yang ingin anda wujudkan setelah berhasil menjalankan bisnis ini? 

Saya fikir, mencoba mengembangkan bisnis travel dengan konsep pariwisata menjadi segmen yang akan diupayakan kedepan dan tidak menutup kemungkinan menjadi sebuah pertimbangan setelah bisnis ini dapat terus dipertahankan keberadaaannya. Apalagi diwilayah bandung raya misalnya begitu banyak beberapa lokasi yang dapat dikunjungi oleh masyarakat dan hal itu menjadi sebuah peluang usaha bisnis yang sangat menjanjikan.

Jumat, 26 Januari 2018

Bandung Jadi Pusat Aktivitas Anak Muda Asia dan Amerika

(foto: Wali Kota Bandung Ridwan Kamil meresmikan Forum for East Asia-Latin America Cooperation (FEALAC) Youth Center di lantai 5 Bandung Creative Hub, Jalan Laswi, Jumat (19/1/2018) lalu/ dok Humas Pemkot Bandung)
Kota Bandung memang salah satu daerah di Indonesia yang memiliki beragam kelebihan. Bukan hanya soal panoramanya saja namun berbagai ikon kuliner hingga menjadi kota yang kerap menelurkan para kreator seni sangat melekat.

Kini ibukota Jawa Barat itu menjadi pusat aktivitas anak muda dikawasan Asia Timur dan Amerika latin. Hal itu seiring dengan diresmikannya Forum for East Asia-Latin America Cooperation (FEALAC) Youth Center di lantai 5 Bandung Creative Hub, Jalan Laswi, Jumat (19/1/2018) lalu.

FEALAC Youth Center sendiri merupakan sebuah gagasan yang dibawa oleh Pemerintah Indonesia pada saat FEALAC Youth Forum di Busan, Korea Selatan, tahun 2017. Rencana itu pun mendapat respon positif dari beberapa negara.

Informasi yang dihimpun penulis, wacana pendirian FEALAC Youth Center itu mengemuka saat FEALAC Youth Forum diselenggarakan di Kota Bandung tahun 2015. Saat itu, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil yang inisiatif menawarkannya.
Saat diwawancarai, Ridwan berharap hadirnya FEALAC yang dikoordinasikan oleh Kementerian Luar Negeri Kota Bandung bisa menjadi pusat perkembangan potensi pemuda di wilayah Asia Timur dan Amerika Latin.

"Selain itu, menjadi pintu bagi warga di 36 negara anggota FEALAC mengenal dan datang ke Kota Bandung. Saya harapkan nanti di gedung Creative hub ada banyak hilir mudik anak muda dari Asia Timur dan Amerika Latin," kata dia.

Ridwan juga memastikan bahwa Kota Bandung bersedia menjadi gerbang diplomasi bagi Indonesia. Ia akan sangat senang jika Kota Bandung bisa menjadi inkubator ide-ide luar biasa lintas negara.

"Aura energi kita ini positif. Aura ini berkumpul dengan orang-orang optimis, bersemangat, dan yakin tentang masa depan. Tahun 1955 kita ada ibu kota Konferensi Asia Afrika, kita perlebar ke Asia Timur dan Amerika Latin,"ungkap lelaki yang akrab disapa Kang Emil itu.

FEALAC Youth Center nantinya akan diisi dengan berbagai kegiatan pemuda yang secara nyata menghubungkan jejaring lintas negara. Rencananya akan digelar berbagai kursus bahasa atau kursus virtual antar-negara yang diikuti oleh para pemuda FEALAC.

Kamis, 25 Januari 2018

Ada Kelas Kopi di Hotel Dafam Rio Bandung

(foto: Kelas Kopi di Hotel Dafam Rio Bandung/ dok penulis)
Siapa yang tak kenal dengan kopi. Minuman populer yang memiliki kekhasan dari aroma serta rasa itu telah menjadi konsumsi kita sehari-hari. Bahkan di sebagian kalangan kopi dianggap sebagai teman setia sebelum memulai aktifitas, serta saat berkumpul dimanapun kita berada.

Tapi seberapa jauh kita mengenal kopi? Apakah kopi yang kita minum baik untuk kesehatan? Nah, dari pertanyaan dasar itu, manajemen Hotel Dafam Rio Bandung menghadirkan “Kelas Kopi” dengan menggandeng Warkop Udin Wati salah satu kedai terkenal asal Kota Cimahi, Sabtu (19/1/2018) petang lalu.

Para pecinta kopi yang hadir dalam diskusi yang berlangsung hampir tiga jam itu mendapatkan pengetahuan langsung tentang sejarah, proses produksi, makna kultural dari kopi itu sendiri. Pasalnya, minuman yang memiliki kandungan kafein ini tak lagi hanya sekedar komoditas melainkan telah menjadi bagian dari kepingan budaya.

Selain berdialog, cara meracik kopi, proses penyeduhan, hingga merasakan kopi yang langsung dibuat oleh barista dari biji kopi terbaik pun menjadi rangkaian kegiatan dalam diskusi tersebut. Beberapa peserta yang hadir juga sempat belajar dan mendapatkan bimbingan langsung cara membuat kopi.

General Manager Dafam Rio Hotel Indra D Sumarna mengatakan, tujuan dari kelas edukasi kopi yang bakal rutin dilaksanakan oleh manajemennya ini sebagai salah satu upaya untuk memberikan pengetahuan yang lebih lengkap tentang kopi baik itu bagi pecinta kopi maupun masyarakat umum.
(foto: Kelas Kopi di Hoel Dafam Rio Bandung/ dok penulis)
Kami melihat bila komunitas pecinta kopi dalam beberapa tahun terakhir trendnya sedang naik. Makanya Kelas kopi di Dafam Rio ini bisa jadi tempat berkumpul dan berbagi pengetahuan. Harapan saya orang orang yang biasa minum kopi sachet ya bisa memilih kopi yang benar lah,” ungkap Indra.

Kehadiran Kelas Kopi dengan tagline “Ngopi Sore” ini, lanjut Indra, untuk memberikan fasilitas tambahan bagi pengunjung yang datang di hotelnya selain mencari kamar, meeting room, atau restauran. Pihaknya juga tengah membicarakan kerjasama dengan Warkop Udin Wati kedepannya.

Kami kan belum punya Coffe House yang benar makanya menggandeng Warkop Udin Wati. Kami lihat dan setelah observasi mereka memiliki member yang banyak dan kedainya tak pernah sepi. Mereka mempunyai keunikan dalam hal penyajian kopi dan kualitas kopinya yang baik,” tuturnya.

Indra menambahkan, manajemennya berencana menyiapkan konsep baru untuk memanjakan para pecinta kopi yang berniat datang ke hotelnya. Namun bukan berbentuk sebuah cafe modern atau kedai seperti dibeberapa titik namun akan membawa konsep gerobak yang akan disiapkan di area hotel.

Ya konsep gerobak itu unik. Jadi pecinta kopi atau komunitas yang ingin mencicipi kopi kan bisa langsung berinteraksi dengan si pembuatnya. Apalagi dibuat secara manual. Apakah nanti akan membawa para barista dari Warkop Udin Wati sedang dalam pembicaraan,” tandasnya.

Rabu, 24 Januari 2018

Bandros Baru Siap Layani Wisatawan Keliling Bandung

(foto: dok Humas Pemkot Bandung)

Wisatawan yang akan berlibur ke Kota Bandung kini bisa menaiki Bandung Tour on Bus (Bandros) lebih puas lho. Bila sebelumnya hanya ada 6 kendaraan, nah memasuki awal tahun 2018 ini Pemerintah Kota Bandung resmi menambah 12 unit Bandros baru.

Rencananya kendaraan wisata itu mulai beroperasi bulan Februari nanti. Jadi pengunjung yang datang ke Kota Kembang tak perlu lagi menggunakan kendaraan pribadi cukup menaiki kendaraan itu karena Bandros terbaru akan melayani transportasi melalui beberapa rute.

Tapi wisatawan jangan salah saat memilih, sebab tiap warna Bandros memiliki rute berbeda. Untuk Bandros yang bewarna biru akan berkeliling dari Alun-Alun Bandung, Cibaduyut, Taman Leuwi Panjang, Museum Sri Baduga, Alun-alun Regol, dan Kawasan Buah Batu.

Untuk Bandros warna kuning melewati rute Lapangan Gasibu, Taman Cibeunying, Taman Superhero, Taman Foto, Gedung Merdeka, Alun-Alun Bandung, dan Braga. Bandros Ungu akan rute Gasibu, Taman Cikapayang, Alun-alun Ujungberung, Museum Geologi, dan Pusdai.

Lain lagi dengan Bandros warna Hijau yang akan membawa wisatawan melewati Chinatown, Pasir Kaliki, Alun-alun Cicendo, Karang Setra, UPI, dan GOR Padjadjaran. Lalu Bandros berwarna Merah Muda yang akan melewati Gasibu, Taman Pasupati, Teras Cikapayang, Teras Cihampelas, hingga Taman Budaya.

Sementara yang terakhir, Bandros berwarna hitam yang sengaja dihadirkan khusus untuk membawa para tamu VIP yang sering berkunjung ke ibukota Jawa Barat. Baik saat melakukan studi banding yang berasal dari beberapa daerah maupun tamu yang ingin melihat suasana sudut kota Bandung.

Usai peluncuran Bandros baru, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan, penambahan Bandros ini untuk memberikan pelayanan kepada wisatawan saat berlibur kedaerahnya. Terlebih, masih banyak warga yang belum beruntung bisa naik kendaraan tersebut karena jumlahnya terbatas.

"Kedepan, saya juga ingin agar ada satu Bandros dipinjamkan ke kecamatan, biar yang menikmati tidak hanya wisatawan, tetapi juga bisa memberi kebahagiaan untuk warga di kewilayahan. Kan semua orang juga ingin naik,” ucap Ridwan Jumat (19/1) di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana.

Berdasarkan informasi yang diterima, Dinas Perhubungan Kota Bandung akan menetapkan dua jenis tarif bagi wisatawan yang akan menaiki kendaraan tersebut. Pertama tarif sekali jalan antara Rp10.000-15.000 perorang, dan paket seharian (One Day Pass) antara Rp 25.000-Rp 50.000 perorang.

Senin, 22 Januari 2018

Kebun Binatang Mini di Taman Dewi Sartika


(foto: instagram/ istimewa)
Bila anda hendak mencari tempat berlibur bersama keluarga tanpa ingin terbebani dengan biaya besar sepertinya Taman Dewi Sartika Bandung dapat menjadi pilihan. Berada di Jalan Wastukencana, taman yang memiliki luas sekitar 4.300 meter persegi itu menghadirkan suasana baru.

Selain berfungsi sebagai ruang terbuka hijau yang nyaman untuk tempat beristirahat, kini berbagai hewan jenis unggas pun ada di area taman  di depan Kantor Wali Kota Bandung itu. Tak heran bila masyarakat menyebut salah satu taman tematik diibukota Jawa Barat itu sebuah Kebun Binatang mini.

Sebelum diresmikan di akhir tahun 2017 lalu taman yang memiliki nilai sejarah di Kota Kembang ini memang kurang dikenal bahkan jarang dikunjungi. Namun setelah adanya program revitalisasi oleh pemerintah setempat Taman Dewi Sartika selalu dipadati setiap waktu bukan hanya di akhir pekan saja.

Adanya beberapa satwa dalam kandang besar yang diisi dengan aneka jenis ternak mulai dari burung dan ayam yang bisa kita lihat sangsung saat menginjakan kaki di taman itu. Sehingga, menjadi solusi bagi yang ingin berwisata gratis seperti ke kebun binatang. Apalagi telah dilengkapi sarana bermain yang dikelilingi taman bunga.

Pengunjung yang memasuki Taman Dewi Sartika juga bisa sekaligus menikmati nuansa baru Taman Badak yang juga ikut direnovasi karena lokasinya bersebelahan. Diarea taman tersebut terdapat sebuah kolam bermain serta jaring LOVE yang dimanfaatkan kaula muda menggantungkan gembok cinta.

Beberapa waktu yang lalu, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil sempat menyampaikan bakal kembali menghadirkan satwa baru selain jenis unggas di area Taman Dewi Sartika. Selain itu dirinya juga bakal menata lahan parkir di area taman untuk digunakan sebagai terminal Bandung Tour on Bus (Bandros).

Nanti akan ada empat rusa sumbangan dari Yayasan Kebon Binatang Bandung," kata orang nomor satu di Kota Bandung itu saat meresmian dua taman hasil revitalisasi instansinya di Balai Kota.

Sabtu, 20 Januari 2018

Ibukota Jawa Barat Miliki Forest Walk Terpanjang se-Asia Tenggara

(foto: Wali Kota Bandung Ridwan Kamil meninjau Forest Walk Babakan Siliwangi/ dok Humas Pemkot Bandung)
Ada kabar gembira bagi para wisatawan yang mencari lokasi berlibur dengan suasana sejuk di jantung Ibukota Jawa Barat. Pasalnya, kini telah hadir sebuah forest walk atau jembatan hutan yang terletak di kawasan Taman Hutan Kota Babakan Siliwangi (Baksil), Bandung.

Jembatan yang memiliki panjang sekitar 2 kilometer dengan ketinggian 3 meter itu pun dinilai menjadi yang terpanjang se-Asia Tenggara. Nah, sepanjang jembatan, pengunjung yang datang menghabiskan waktu kelokasi tersebut bisa menikmati sejuknya udara yang dikelilingi pohon dan satwa-satwa hutan.

Untuk diketahui, sebelum adanya pembangun Forest Walk Babakan Siliwangi hanya lah sebuah hutan kota di Kelurahan Babakan Siliwangi, Kecamatan Coblong. Namun seiring dengan adanya forest walk, Pemerintah Kota Bandung ingin menjadikan lokasi tersebut sebagai pilihan masyarakat berwisata.

Informasi yang dihimpun penulis, Forest Walk ini dibangun dengan menggunakan APBD selama dua tahapan. Pada tahun 2016 lalu pembangunan masuk tahap pertama dengan menelan anggran sebesar Rp 6,3 miliar. Pembangunan dilanjutkan tahun 2017 lalu dengan dana Rp 11,9 miliar.

Saat peresmian, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil meminta agar masyarakat serta para pengunjung turut menjaga dan merawat kawasan Babakan Siliwangi. Tak hanya terhadap fasilitas forest walk tetapi juga kelestarian lingkungannya. Dia juga berharap setiap bulan ada pelepasan hewan di hutan tersebut.

“Tidak boleh merokok di Babakan Siliwangi ini. Saya juga titip tolong jaga kebersihannya. Tidak boleh buang sampah di sini. Saya ingin ini dirawat lahir batin selamanya. Titip, ya. Forest walk ini kita hadirkan fasilitas untuk mendekatkan manusia dengan alam tanpa merusak alam,” ujar Ridwan.

Orang nomor satu di Kota Bandung itu menyampaikan Forest Walk ini merupakan komitmennya kepada warga Kota Bandung untuk menyelamatkan hutan kota yang dulu sempat akan dijadikan kawasan komersial oleh swasta. Ini juga sebagai upaya menata kawasan dijantung ibukota Jawa Barat.

“Setelah jadi wali kota, di bulan Oktober 2014 saya berhasil melobi pengembangnya untuk tidak meneruskan (proyek) dan akhirnya mengembalikan Babakan Siliwangi secara permanen sebagai hutan kota yang kita lestarikan,” tegas lelaki yang akrab disapa Kang Emil itu.

Kamis, 18 Januari 2018

Asyiknya Berswafoto di Bukit Jamur Pasirjambu


(foto: Bukit Jamur Pasirjambu/ dok penulis)

Bagi para pemburu spot foto yang akan menghabiskan liburan di kawasan Bandung Selatan, rasanya tak akan lengkap bila belum menginjakan kaki di bukit unik yang berada di Desa Rancabolang, Kecamatan Pasir Jambu, Kabupaten Bandung.

Pasalnya, bukit tersebut dihiasi puluhan jenis pohon cemara berbentuk seperti jamur. Fenomena bukit jamur ini mulai ramai diperbincangkan sejak beberapa traveller membagikan keindahan alamnya melalui akun media sosial pertengahan tahun lalu.

Mayoritas dari mereka menganggap bila objek wisata alam yang berada diantara kaki gunung tilu dan gunung patuha ini merupakan objek wisata anti mainstream. Selain bisa melihat keunikan pohon seperti jamur dengan ketinggian 5 meter hingga 10 meter sambil berswafoto wisatawan juga dapat menikmati hamparan perkebunan teh yang sejuk dan asri.

Tak heran memasuki awal tahun ini lokasi yang berada sekitar 15 kilometer dari Jalan Raya Soreang-Ciwidey itu selalu diserbu para kaula muda yang penasaran saat libur tiba. Pengunjung yang hendak mendatangi area perbukitan dibawah pengelolaan PTPN VIII ini tinggal membayar iuran sebesar Rp5.000 saja.

Uang tersebut digunakan untuk membantu proses perawatan dan pemeliharaan tanaman sekaligus kebersihan yang setiap hari menjadi tanggung jawab petugas keamanan setempat.

Saat berbincang, salah satu petugas Bah Erus mengaku kaget bila bukit yang kini populer dengan nama Bukit Jamur ini ternyata menjadi salah satu objek wisata baru di Bandung Selatan yang selalu dicari oleh masyarakat. Namun bukan dari warga sekitar tetapi para pengunjung yang datang berasal dari dari luar kota hingga mancanegara.

Ngga nyangka juga malah jadi objek wisata. Warga jojakarta, Bekasi, Padang, Pontianak, hingga wisatawan mancanegara dari Belanda pun sempat berdatangan dan meminta izin untuk berfoto diarea perbukitan ini. Katanya unik,” ujar Erus.

Erus bercerita sebenarnya tidak ada konsep khusus yang diterapkan di area perbukitan yang kini dijadikan sebagai hunian para pegawai perkebunan. Apalagi menjadikan sebagai objek wisata.

Mengenai pepohonan jenis cemara yang berbentuk jamur menurutnya karena sejak 20 tahun yang lalu pihak PTPN VIII memang menanam pohon tersebut dengan pola steak. 

"Akhir tahun lalu mulai ramai. Dan beberapa pekan terakhir ini semakin dibanjiri wisatawan. Kalau akhir pekan bisa sampai 100 orang yang datang. Berhubung memang belum dikomersilkan bukit ini masih seadanya belum ada fasilitas khusus atau sarana prasarana seperti objek wisata lain dikawasan Pacira (Pasirjambu, Ciwidey, Rancabali),” ungkapnya.

Bagi traveller yang baru mengetahui hadirnya objek wisata untuk bersantai tentu dapat mencobanya. Apalagi bisa beristirahat di badan rumput nan hijau dengan rimbunnya pohon cemara kerdil. Selain menjadi tempat untuk berselfie ria Bukit Jamur juga sering menjadi tempat foto para calon pengantin.

Senin, 15 Januari 2018

Berwisata Sambil Belajar Agrobisnis di Desa Lebak Muncang

(foto: Desa Wisata Lebak Muncang/ dok penulis)
Kawasan Bandung Selatan, Jawa Barat, memang telah dikenal sebagai salah satu surganya wisata alam. Tak heran setiap musim liburan tiba wilayah yang masuk ke Pemerintah Kabupaten Bandung itu sering diserbu masyarakat. 

Bukan hanya warga lokal, ribuan wisatawan luar kota serta mancanegara pun selalu berbondong-bondong memadati ibukota Soreang. Namun tahukah anda bila saat ini telah hadir sebuah desa wisata di Kampung Pameuntasan, Desa Lebakmuncang, Kecamatan Ciwidey.

Lokasi objek wisata tersebut tak jauh dari objek wisata Kawah Putih dan pemandian air panas Cimanggu yang lebih dulu populer. Hal unik dan berbeda yang disiapkan di desa wisata itu lantaran mengedepankan agroedukasi dan orientasi sosial budaya.

Sesuai data dinas terkait desa wisata lebakmuncang sendiri menjadi salah satu desa dari 10 desa yang telah ditetapkan oleh Bupati Bandung Dadang M Naser sebagai pilot project (percontohan) untuk pembentukan wisata alam berbasis kampung. 

Adanya sajian paket homestay dan edukasi pertanian, dimana setiap wisatawan dapat tinggal bersama di rumah warga merupakan keunggulan lain di Desa Wisata Lebak Muncang.

Dengan tarif berkisar antara Rp150.000 hingga Rp650.000 perpaket para pengunjung bisa menikmati liburan di desa wisata itu. Edukasi pertanian, jungle track (menelusuri area perbukitan), cara untuk membuat makanan khas sunda, serta menikmati pertunjukan kesenian juga menjadi layanan lain yang dihadirkan di desa wisata itu.

Saat penulis menyambangi lokasi, Ketua Pokja Pengurus Desa Wisata Lebak muncang Ipin Setiawan mengatakan, bila objek wisata yang kini dikelolanya dengan warga sekitar mulai berdiri pada tahun 2010 lalu. Awalnya, untuk mengangkat potensi-potensi alam yang ada diwilayahnya.

"Tapi alhamdulilah jadi objek wisata baru yang ditunjuk pemerintah setempat," ujar Ipin saat berbincang.

Sejak hadir tujuh tahun lalu, lanjut Ipin, lebih dari 500 pengunjung yang mayoritas merupakan para rombongan pelajar datang belibur ke desa wisata Lebakmuncang yang mengedapankan wisata pendidikan.

"Jadi wisatawan kesini ikut aktifitas warga agar merasakan kehidupan di desa dengan azas kekeluargaan yang masih terjaga," kata dia.

Menurut Ipin, sebanyak 67 homestay milik warga bisa disinggahi pengunjung untuk paket wisata yang dikelolanya. Berbagai layanan seperti edukasi pertanian, kegiatan alam terbuka, mengenal budaya sunda bisa dinikmat wisatawan. 

"Banyak yang kesini mulai dari Jakarta, Bogor, Bekasi, Tangerang, Kudus, Sulawesi hingga Singapura," ungkapnya.

Kedepan, tambah Ipin, pihaknya berharap agar pemerintah setempat bisa ikut serta membantu dalam pengembangan sekaligus memasarkan objek wisatanya. Mengingat belum semua wisatawan yang datang ke kawasan Ciwidey tahu keberadaan Desa Lebakmuncang.

"Semoga pengunjung bisa terus meningkat saat libur tiba dan ada peran serta dari pemerintah," tuturnya.

Meski tidak dilengkapi dengan fasilitas modern justru kesederhanaan ini yang memberikan kesan alami sehingga membawa wisatawan merasakan sensasi baru dalam berwisata. Pengunjung juga disambut dengan upacara adat layaknya pengantin saat hendak menginap diobjek wisata tersebut. Mereka juga dapat berinterakasi langsung dengan warga pribumi.

Sabtu, 06 Januari 2018

Dari Hobi Kini Jadi Profesi Menjanjikan

(foto: Oktalif Ridho Prayitno/ dok penulis)
Tak pernah dibayangkan oleh Oktalif Ridho Prayitno, 28, bila kegemarannya bermain game rupanya membuka peluang mendapatkan rezeki. Hal itu bermula saat dirinya mencoba mewujudkan tokoh permainan dalam bentuk nyata.

Saat itu, Ridho yang hanya lulusan SMA berdandan layaknya sosok dalam cerita animasi dan permainan jepang. Dengan dandanan ala tokoh kartun dirinya mulai mengikuti berbagai event dan lomba hingga akhirnya meraih prestasi.

Menyabet juara 3 di Magelang sebagai peserta yang memakai kostum terbaik hingga mendapat posisi sebagai runner-up the best cosplayer favorit diibukota DKI Jakarta merupakan sebagian kecil yang sempat diraih oleh Ridho.

Tak hanya itu, tawaran untuk mengisi acara dengan menggunakan dandanan ala tokoh dalam permainan itu pun ikut mengalir kepadanya setelah hampir dua tahun menekuni hobinya menjadi seorang Cosplay (Custumer Play).

Berawal dari situ, Ridho lalu ikut bergabung dengan komunitas cosplay yang ada di Cimahi untuk mengembangkan pengetahuannya. Saat berbincang dengan penulis, Ridho bercerita banyak tantangan, hinaan begitu memilih profesi ini.

"Memang ngga mudah meyakinkan bila hobi itu dapat menghasilkan tapi dengan kerja keras akhirnya saya bisa membuktikan termasuk kepada orang tua yang ikut meragukan pilihan jadi cosplay ini," kata Ridho.

(foto: Selain menjadi cosplay Ridho juga membuat kostum bagi cosplayer/ dok penulis)
Selain menjadi seorang cosplay maker hampir 8 tahun dirinya kini mencoba peruntungan lain dengan merancang desain khusus kostum bagi para Cosplayer dengan detail selengkap mungkin sesuai dengan pesanan yang diminta.

"Sekarang bertahap beberapa permintaan dari berbagai kota seperti Jakarta, Kalimantan, Sumatera, hingga ke negara Hongkong. Pemesan macem macem ada ada dari komunitas maupun perorangan," ungkap Ridho.

Lelaki kelahiran Jawa Tengah itu mengaku selalu memanfaatkan event untuk memasarkan hasil kreasinya membuat kostum berbagai tokoh animasi. "Saya sangat bersyukur karena memulai semuanya dari hanya sebatas hobi yang akhirnya mendapat penghasilan yang sangat menjanjikan," tandas Ridho.

Jumat, 05 Januari 2018

Peternak Kabupaten Bandung Kembangkan Energi Biogas

(foto; dok penulis)
Pemanfaatan kotoran sapi menjadi biogas terus dimaksimalkan oleh para petani di Kabupaten Bandung atas dukungan pemerintah setempat. Hal tersebut seiring dengan digulirkannya program Desa Mandiri Energi (DME) sejak tahun 2011 di daerah yang memiliki ibukota Soreang itu.

Berdasarkan data yang diterima penulis, terdapat dua desa dikawasan Bandung selatan yang sudah memanfaatkan energi tersebut yakni Desa Pangalengan, di Kecamatan Pangalengan; dan Desa Cisondari, di Kecamatan Pasirjambu. Kini energi terbarukan itu pun telah digunakan sebagai pengganti gas elpiji.

Bahan baku penghasil energi biogas dihasilkan dari 192 ekor sapi. Kotoran sapi yang dihasilkan dari sekitar 3 ekor hingga 4 ekor bisa dimanfaatkan untuk satu unit biodigester dengan kekuatan sekitar 4 kubik dan setara penggunaan biogas untuk 4 jam hingga 5 jam dalam satu harinya.

Untuk memaksimalkan energi terbaruPemkab Bandung memberikan berbagai bantuan seperti 14 biodigester di dua desa yakni Pangalengan dan Cisondari. Selain itu, dilengkapi pula kompor, lampu patromax dan rumah kompos untuk  kelompok ternak sesuai sasaran DME.

Ketua Kelompok Tani dan Ternak Sukamenak Rega Kusmana mengatakan, saat ini pihaknya sudah memiliki 28 unit  biodigester yang sebagiannya bantuan dari pemerintah yang dimanfaatkan kelompok ternak diwilayahnya.

"Sejak 2012 berjalan hingga saat ini, manfaat energi terbarukan itu sangat terasa bagi para peternak yang utamanya bisa mengganti gas elpiji. Hasil pembuangan limbahnya juga bisa untuk pupuk organik yang digunakan petani," ujarnya.

Saat ini, lanjut dia, pihaknya bekerjasama dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat untuk memanfaatkan teknologi seluri yang merupakan air dari limbah kotoran. Demi mengurangi beban pemerintah dalam subsidi elpiji karena sudah dimanfaatkan lebih dari 20 kepala keluarga.

"Disatu sisi juga menambah pendapatan para peternak dengan memanfaatkan ampas biogas sebagai pupuk organik dan media beternak cacing," tandasnya.

Rabu, 03 Januari 2018

Ingin Ubah Mindset Masyarakat Soal Komunitas Mobil

(foto: Cindy Claudia/ dok penulis)
Seorang wanita menyetir mobil memang sudah biasa. Namun, bila akhirnya memilih untuk bergabung didalam sebuah komunitas yang sejauh ini masih identik dengan para kaum adam bukanlah suatu perkara mudah.

Selain harus beradaptasi juga dituntut bisa berbaur dengan lingkungan yang jauh dari zona nyamannya. Apalagi mengikuti serangkaian kegiatan touring dimana menghabiskan waktu di perjalanan yang seolah melekat didalamnya.

Namun bagi Cindy Claudia, 22, beberapa hal itu lah yang ternyata menarik minatnya untuk masuk menjadi anggota komunitas mobil mewah Bandung Yaris Community (BYCOM). Ini juga selaras dengan kecintainya dibidang otomotif. 

Bahkan, gadis berparas cantik yang kini tengah menjalani pendidikan di Universitas Maranatha Bandung itu didaulat menjadi ketua di komunitas tersebut sejak November tahun 2014. Warga Sukajadi, Kota Bandung ini juga menjadi wakil ketua di Toyota Club Indonesia (TYCI) Chapter Bandung.

Saat berbincang dengan penulis, Cindy mengaku banyak mendapatkan berbagai pengalaman positif setelah bergabung pada tahun 2012 dengan komunitas yang saat ini dipimpinnya. Sebab, bukan sekedar berkumpul dan menikmati sensasi perjalanan tetapi segudang kegiatan sosial juga menjadi agenda rutin

 “Disatu sisi saya juga ingin mengubah mindset masyarakat terkait penilaiannya pada club (komunitas) otomotif yang masih dianggap negatif. Disini saya ingin membuktikan bila penilaian itu salah,” ujar pecinta warna biru itu.

Diusianya yang relatif muda, lebih dari 13 daerah di Indonesia seperti Purwakarta, Sukabumi, Pangandaran, Anyer, Solo, hingga Padang, pernah disinggahi bersama anggota komunitas dalam kurun waktu 3 tahun terakhir sekaligus ditemani dengan mobil kesayangannya.

Walau diakui Cindy untuk mengemudi dengan jarak jauh bukan masalah sepele namun ada sensasi saat tiba di kota tujuan. “Waktu touring ke Padang, rasanya seneng banget, dan seru. Malahan saya fikir itu pengalaman seumur hidup yang ga pernah bakal bisa terulang," ungkap Marketing PT. Pantja Artha Niaga.

Pengoleksi jaket dan pernak pernik hotwells itu juga menuturkan bila hobinya ini bukan tanpa kendala sebab sempat tak mendapat dukungan dari orang tua. Seiring berjalannya waktu Cindy yang bercita-cita ingin menjadi Pengacara itu berhasil membuktikan pilihannya jika hobi tak akan menganggu kesibukannya.

“Saya juga menyarankan agar para kaula muda di luar sana lebih selektif memilih komunitas. Carilah yang bikin nyaman dan bisa dukung passion kita ke arah yang baik. Karena manfaat lain bergabung dengan komunitas itu bikin kita banyak relasi dan belajar banyak hal langsung dari pakarnya,” tandas dia.

Peringati Maulid Nabi, Oded Ajak Umat Muslim Ikuti Jejak Nabi Muhammad SAW

(Wali Kota Bandung Oded M Danial) Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Wali Kota Bandung Oded M Danial mengajak umat muslim mengikuti jeja...