Minggu, 31 Desember 2017

Libur Akhir Tahun di Bandung Bisa Nikmati Pekan Budaya India, Lho !

(foto: dok Humas Pemkot Bandung)
Pemerintah India melalui Kedutaan Besar India di Indonesia menggelar pekan budaya negaranya di Kota Bandung mulai Sabtu (30/12) hingga Jumat (5/1) mendatang. Acara itu dilaksanakan untuk memperingati kerjasama bilateral dan persahabatan kedua negara yang telah berlangsung selama 60 tahun.

Pekan Budaya ini akan diisi dengan beragam acara yang tersebar di beberapa tempat. Di Hotel Savoy Homann misalnya akan dilaksanakan Festival Kuliner India. Bergeser ke Gedung De Majestic akan ada Festival Film India yang memutarkan film-film klasik dan bersejarah didatangkan langsung dari India.

Di Gedung Bandung Creative Hub juga akan dijadikan venue pameran foto yang menampilkan perjalanan persahabatan Indonesia dan India. Pameran fotografi ini merupakan upaya sederhana untuk memperingati sejarah, bagaimana Indonesia dan India bersama-sama melalui masa-masa sulit di masa lampau.

Pada malam pergantian tahun 2018, akan ada pula pertunjukan tari dan budaya Bollywood di Jalan Braga Pendek. Istimewanya, panitia menyediakan hadiah doorprize berupa 2 tiket pesawat tujuan India (Pulang-Pergi) bagi pengunjung.

Duta Besar India Pradeep Kumar Rawat mengatakan, Kota Bandung memiliki keistimewaan karena kreativitasnya dan visinya dalam menciptakan kehidupan masyarakat yang bahagia. Bandung bisa menjadi pintu gerbang ke Indonesia.

"Untuk memulai sesuatu yang bahagia harus datang ke destinasi yang bahagia. Kita harus mencoba dan memilih destinasi kreatif. Bandung memiliki segalanya, kota yang bahagia dan paling kreatif," ungkap Pradeep.

Pradeep juga terkesan atas antusiasme Kota Bandung mempererat hubungan persahabatan dengan negara India. Dirinya mengaku baru kali ini menggelar kegiatan yang sangat komprehensif mempromosikan negaranya di satu acara.

"Sebagai ibukota solidaritas Bandung pun menjadi rumah bagi negara Asia dan Afrika, khususnya India, untuk menyuarakan persaudaraan, kemerdekaan, dan perdamaian di tengah menghangatnya suasana politik internasional," ucap dia.

Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan bila gelaran ini merupakan gagasan baru. Dirinya juga berencana akan seterusnya menyiapkan acara dengan konsep tematik dengan menyisipkan budaya.

"Pemkot Bandung ingin merayakan malam pergantian tahun baru dengan semangat solidaritas. Jadi seandainya tahun ini dengan India, nah nanti mungkin tahun depan dengan negara-negara asia afrika yang lain," katanya.

Kamis, 28 Desember 2017

Camat dan Lurah di Kota Bandung Dapat Hadiah Berangkat ke Korea

(foto: Wali Kota Bandung Ridwan Kamil memberikan raport penilaian kepada salah seorang aparat kewilayahan/ dok Humas Pemkot Bandung)
Sebanyak 10 camat dan 10 lurah di Kota Bandung mendapat hadiah istimewa berangkat menuju Korea Selatan. Di negeri ginseng para aparat kewilayahan dari Kota Kembang itu bakal menerima pendidikan dan pelatihan tentang manajemen pemerintahan.

Para camat yang beruntung itu Camat Cinambo, Camat Batununggal, Camat Lengkong, Camat Antapani, Camat Panyileukan, Camat Cidadap, Camat Cibeunying Kaler,Camat Sukajadi, Camat Coblong, dan Camat Bojongloa Kidul.

Sementara untuk lurah diantaranya Lurah Sukabungah, Lurah Pajajaran, Lurah Sukamiskin, Lurah Cisaranten Wetan, Lurah Lebak Siliwangi, Lurah Babakan, Lurah Pasir Biru, Lurah Sukamulya, Lurah Malabar, dan Lurah Cipedes.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan bila para camat dan lurah yang berada diwilayahnya memiliki tugas dan tanggung jawab yang tidak kalah berat dengannya sebagai pemimpin daerah.
"Mereka (camat dan lurah) ibarat wali kota kecil diwilayahnya masing-masing. Hampir 100 kewenangan seorang kepala daerah, saya delegasikan kepada mereka dengan mengedepankan prinsip desentralisasi," ujar Ridwan.

Dengan prinsip desentralisasi itu, lanjut Ridwan, camat memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan yang diperlukan untuk menjaga wilayahnya tetap aman dan kondusif sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi).
"Yang saya titipkan kepada para pemimpin kewilayahan agar terus menjaga situasi tetap normal, kotanya tetap bersih, tertib, selain itu berbagai pelayanan untuk masyarakat tidak ada keluhan (zero komplain)," tuturnya.
Lelaki yang akrab disapa Emil itu melihat bila para camat dan lurah telah menerjemakhkan instruksi tersebut ke dalam berbagai program inovatif, mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga pemberdayaan masyarakat.
"Secara administratif pun mereka banyak melakukan kemajuan yang signifikan.
Oleh karena itu, pemerintah memberi apresiasi atas kinerja lurah camat atas dedikasinya. Secara penilaian melebihi standar minimal yakni 86.67%," katanya.
Emil menambahkan, ke-20 camat dan lurah menerima kesempatan pendidikan dan pelatihan tentang manajemen pemerintahan di Korea Selatan tahun depan. Negara itu dipilih karena merupakan salah satu negara yang telah bekerjasama dengan Pemerintah Kota Bandung.

"Setiap tahun kita memberikan raport kepada 10 camat terbaik dan 10 lurah terbaik. Hadiahnya akan dikirim ke Korea Selatan untuk sekolah dan kursus tentang manajemen pemerintahan," tandas Emil.

Rabu, 27 Desember 2017

Berkat ASTRA, Kampung Menger yang Kumuh Kini Lebih Tertata

#KAMPUNG BERSERI ASTRA

(PT Astra Internasional Tbk (ASTRA) menjadikan Kampung Menger Girang, Kelurahan Pasirluyu, Kecamatan Regol, Kota Bandung sebagai Kampung Berseri Astra (KBA)/ dok penulis)
Tak pernah terbayangkan oleh warga Kampung Menger Girang, Kelurahan Pasirluyu, Kecamatan Regol, Kota Bandung, bila daerahnya ternyata bisa berubah menjadi lebih tertata. Pasalnya, sebelum mendapatkan bantuan dari PT Astra Internasional Tbk (ASTRA) kawasan tersebut masih dalam kondisi kumuh, dan sangat gersang.

Proses perubahan itu dimulai sejak adanya pemberian Corporate Social Responsibility (CSR) dari ASTRA pada tahun 2015 melalui program Kampung Berseri Astra (KBA). Daerah berpenduduk lebih dari 4.000 jiwa itu pun kini perlahan mulai bermertamorfosis menjadi kampung percontohan dalam hal penataan lingkungan.

Saat penulis menyambangi lokasi, nuansa hijau dan sejuk memang sudah terasa. Yang patut diacungi jempol, kondisi bersih nyaris tanpa ada sampah berserakan terlihat di kampung yang memiliki luas dua hektar itu. Hampir di setiap sudut rumah warga dan pekarangan juga dihiasi berbagai tanaman serta ragam jenis pepohonan.

Pantauan dilapangan, adapula sebuah alat pengolah sampah disediakan oleh perusahaan otomotif terkemuka itu agar masyarakat ikut serta memelihara lingkungannya. Selain itu, ada kegiatan pembelajaran non formal yang rutin dilaksanakan di kampung tersebut untuk anak usia dini hingga para generasi muda yang kini tengah duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Ketua RW setempat Dodo Arifin bercerita bila perubahan diwilayahnya saat ini berkat adanya CSR dari ASTRA pada tahun 2015. Kala itu Kampung Menger Girang menjadi satu dari beberapa daerah di Indonesia yang menjadi titik atau sasaran program KBA di Indonesia setelah pihaknya melakukan pengajuan.

"Alhamdulillah kampung ini jadi sasaran lokasi KBA. Di Jawa Barat mungkin disini (Bandung) jadi yang pertama makanya jadi percontohan. Dulu Kampung Menger agak kumuh dan gersang," ujar Dodo saat berbincang dikediamannya.

Dalam kesempatan tersebut, Dodo yang mewakili warga ikut berterima kasih atas bantuan tersebut. Terlebih berdampak positif terhadap perkembangan daerahnya yang berpenduduk cukup padat dibandingkan dengan wilayah lain.

"Di Kampung ini terdiri dari 13 rukun tetangga (RT) banyak memang dan cukup  padat. Tugas kami saat ini tinggal mengedukasi masyarkat agar berpartisipasi dalam menjaga sekaligus memelihara lingkungan yang sudah baik ini," tuturnya.
 
Untuk pengembangan KBA, lanjut dia, pihaknya saat ini tengah menyiapkan program tambahan selain dalam menata wilayah dibidang lingkungan. Dodo yang juga ikut sebagai penanggung jawab program dari ASTRA itu berencana menghadirkan kegiatan berkebun untuk mengakomodir masyarakat sekitar.

"Saat ini kegiatan berkebun itu sedang dikembangkan. Nanti juga kami akan menghias kampung ini dengan seni mural disepanjang dinding rumah warga. paling tidak seni itu jadi icon baru untuk kampung berseri," ungkap Dodo.

Informasi yang dihimpun penulis dari berbagai sumber, KBA adalah program CSR ASTRA dengan konsep pengembangan yang mengintegrasikan empat pilar yaitu, pendidikan, kewirausahaan, lingkungan, dan kesehatan. Tercatat hingga September ini, sebanyak 65 Kampung Berseri Astra telah dihadirkan ASTRA.

Dikutip dari situs resmi https://www.astra.co.id/ sejak berdiri lebih dari 57 tahun lalu, Astra senantiasa berupaya menjadi inspirasi pembangunan sehingga kegiatan bisnis bukan pertumbuhan profit semata, tapi tentang bagaimana berkontribusi untuk pembangunan bangsa Indonesia termasuk memasuki usia ke-60 tahun ini.

ASTRA mengharuskan agar pertumbuhan berimbang sesuai Strategi Triple Roadmap, yaitu pertumbuhan portofolio bisnis, sumber daya manusia (SDM), dan kontribusi sosial serta lingkungan. ASTRA juga menekankan partisipasi pembangunan berkelanjutan melalui panduan Public Contribution Roadmap yang diterapkan dalam inisiatif SATU Indonesia (Semangat Astra Terpadu Untuk Indonesia).

Senin, 25 Desember 2017

Keberuntungan yang Terus Mengalir Deras

(foto: Lina Nuryani/ dok penulis)
Bagi sebagian orang mendapatkan kesempatan berkarir ketika selesai menjalani pendidikan dibangku sekolah sangat langka di zaman sekarang. Namun hal tersebut seolah tidak dialami oleh Lina Nuryani, 23.

Warga Kampung Sindangsari, Desa Ciwidey, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung, itu tidak merasa sedikitpun kesulitan saat akan mencari lahan pekerjaan untuk mencari rezwki begitu menyelesaikan studi di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Ciwidey tujuh tahun silam.

Itu terbukti dari banyaknya tawaran pekerjaan yang diterima gadis cantik pemilik tinggi badan sekitar 165 cm ini. Bayangkan saja, diusianya yang relatif muda Lina sudah mengabdikan diri diinstansi Kepolisian Resor Bandung, Soreang, sebagai salah satu pegawai di front office dan call center di bagian Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK).

"Alhamdulilah begitu lulus sekolah bisa bekerja disana selama tiga tahun lebih. Meski hal baru mengabdi di kepolisian tapi banyak pengalaman berharga," ujarnya saat berbincang dengan penulis belum lama ini.

Setelah bekerja disalah satu instansi penegak hukum, Lina kembali mendapat tawaran bekerja di salah satu hotel bintang lima di Bandung sebagai guest relation officer. Walau berbeda dengan pekerjaan sebelumnya, namun tak membuat semangatnya turun meski harus adaptasi cukup lama.

"Bagi saya profesi yang dijalani dibidang baru itu selama beberapa bulan cukup memberi tantangan tersendiri. Makanya setiap ada kesempatan dan peluang pasti saya akan ambil sebagai pembelajaran," katanya.

Kini, Lina pun kembali mengambil peluang besar seiring dengan hadirnya kesempatan untuk mengabdi di salah satu instansi Pemerintahan Kabupaten Bandung. Alasan penyuka berbagai jenis tari itu memilih profesi yang mulai dijalaninya hampir dua tahun itu sebagai langkah agar dirinya bisa bermanfaat untuk masyarakat sesuai dengan fungsi seorang abdi negara.

"Memang masih tenaga honorer sih tapi kan siapa tahu kedepannya. Yang penting saat ini berjuang dan berusaha," ucapnya.

Bagi Lina, apa yang diterimanya saat ini merupakan sebuah keberuntungan yang mungkin tidak dimiliki oleh orang-orang diluar sana yang harus bersusah payah mencari pekerjaan. Terlebih, hanya dalam kurun waktu kurang dari lima tahun dirinya bisa merasakan berbagai profesi.

Anak kedua dari dua bersaudara itu juga akan mencoba mencari pengalaman baru dengan membuka usaha sesuai dengan cita-citanya sejak dibangku sekolah. "Kalau saya pribadi merasa ini sebuah keberuntungan. Semoga saja apa yang saya jalani bisa mendapatkan hasil maksimal," tandasnya.

Sabtu, 23 Desember 2017

Siswa SMP Kota Bandung Pecahkan Rekor ORI

(foto: Wakil Wali Kota Bandung Oded M Danial tengah bermain salah satu permainan anak tradisional (kaulinan budak sunda)/ dok Humas Pemkot Bandung)
Para siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) se-Kota Bandung berhasil memecahkan Original Rekor Indonesia (ORI) untuk kategori permainan anak tradisional. Tercatat sebanyak 3.038 ikut dalam permainan tersebut.

Acara yang diinisiasi Eco Bambu Cipaku bekerja sama dengan Pemerintah Kota Bandung itu dinilai memiliki jumlah peserta terbanyak. Beberapa permainan yang digelar seperti Cingciripit, Enggrang, Sapintrong serta permainan lainnya.

Wakil Wali Kota Bandung Oded M Danial yang berkesempatan hadir dalam acara tersebut mengaku bangga dengan prestasi yang telah tercatatkan ini. Dirinya juga mengajak masyarakat untuk terus melestarikan budaya sunda.

"Mari kita terus lestarikan kaulinan budak (permainan anak tradisonal) ini, jangan sampai hilang karena kemajuan zaman" ungkap Oded usai acara.

Orang nomor dua di Kota Bandung itu menambahkan permainan tradisional atau biasa dikenal masyarakat sebagai kaulinan budak Sunda sebenarnya sangat menyenangkan tak kalah dengan permainan modern saat ini.

"Selain itu, menjadi sarana olahraga seiring dengan aktifitasnya yang berbaur dengan alam,menyehatkan bagi kita yang ikut bermain, serta dapat juga melatih kemampuan otak kanan dan kiri untuk dapat bekerja" jelas dia.

Oded juga mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Kota Bandung yang bekerja sama dengan Eco Bambu Cipaku ini. Sebab, secara langsung dapat menjadi pesan sekaligus kampanye mempertahankan tradisi.

"Saya sangat  mengapresiasi kegiatan ini, ditengah lahan (bermain) kita yang semakin padat namun tetap ada yang mempertahakan kaulinan ini," tandas Oded yang juga sempat ikut secara langsung bermain kaulinan sunda.

Selasa, 19 Desember 2017

Kampung Literasi Segera Hadir di Kota Bandung

(foto: dok penulis)
Dalam beberapa hari kedepan bakal ada pemandangan berbeda ketika akan menginjakan kaki di Kampung Cipadung RT02/11, Desa Cipadung, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung. Disepanjang dinding rumah warga rencananya akan dihiasi seni mural serta bakal terpampang beberapa gambar tokoh pendidikan.

Setelah ditelusuri, rupanya daerah yang berada di wilayah Bandung Timur itu akan menjadi kawasan percontohan sebagai kampung literasi pertama di Kota Bandung. Kampung yang bakal diberi nama KANCIL kependakan dari Kampung Cinta ilmu itu merupakan karya Deny Zaelani seorang pakar tata ruang.

Dari beberapa sumber yang dihimpun penulis, pembentukan kampung literasi sendiri dibeberapa kota/kabupaten di Indonesia memang menjadi salah satu program dalam membenahi sektor pendidikan berbasis desa. Selain itu menjadi kampanye untuk membangkitkan semangat belajar utamanya generasi muda.

Saat berbicang, Deni menyampaikan bila pembentukan kampung literasi di desa Cipadung dengan nama KANCIL ini menjadi sebuah langkah awalnya untuk berkontribusi dalam pembangunan sebagai seorang putra daerah.

"Disini (Cipadung) itu banyak potensi masyarakat yang belum tergali. Seperti banyaknya pengrajin, pelaku seni yang musti didorong sehingga berkembang. Untuk itu menjadikan kampung Literasi adalah salah satu caranya," kata dia.
   
(foto: dok penulis)
Selain itu, lanjut Deni yang juga ikut terjun langsung menata gambar (mural) itu dan memberikan pengajaran seiring dengan adanya bebrapa kelas mengajar berterima kasih karena inisiatifnya mendapatkan respon positif dari masyarakat setempat.

“Alhamdullilah karya saya bisa diterima. Apalagi masyarakat dan beberapa unsur termasuk para pemuda juga ikut serta membantu,” ungkapnya.

Deny berharap dengan hadirnya kampung tematik dengan tema literasi ini menjadi komitmennya untuk  terus menghadirkan program baru agar Bandung sebagai ibukota jawa barat semakin lebih baik dari segi penataan kota.

“Kampung literasi ini bakal jadi pilot project dan langkah pertama dalam hal pembangunan di Kota Kembang. Banyak beberapa wilayah yang potensial perlu dikembangkan.,” tandasnya.



Minggu, 17 Desember 2017

Berawal dari Kepo Kini Jadi Profesi Utama

(foto: Tesya Zahradika/ dok penulis)
Hidup itu memang tak pernah bisa ditebak. Mungkin itulah ungkapan yang tepat disematkan untuk Tesya Zahradika, 22, warga Desa Tanimulya, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat.

Mahasiswi semester empat Jurusan Film dan Televisi di Institut Seni Budaya Indonesia Bandung (ISBI) itu malah kini menyenangi bidang broadcasting padahal sebelumnya sempat bercita cita ingin menjadi seorang pramugari saat duduk di bangku sekolah.

Pemilik tinggi badan 159 sentimeter itu mengaku awalnya hanya ingin tahu kegiatan dari sang Ibunda yang kala itu berprofesi sebagai seorang jurnalis di salah satu majalah. Melihat serunya membuat laporan hasil reportase lalu gadis berkerudung ini berhasrat ingin mencoba mendalaminya.

“Jujur awalnya kepo sih, ikut kegiatan mamah tapi setelah mulai belajar ternyata asik dan menyenangkan. Walau emag sempet pengen jadi pramugari tapi ga dijinin,” ungkap Tesya ketika berbincang dengan penulis.

Setelah itu, Tesya pun mulai belajar sedikit demi sedikit pengetahuan menulis bahkan sempat menjadi seorang jurnalis cilik saat masuk Sekolah Menengah Pertama (SMP). Seolah masih merasa ada yang kurang beranjak ke jenjang pendidikan lebih tinggi dirinya makin tertarik untuk kembali menggalinya.

“Lagian aku juga hobi nulis diary, jadi ya selaras dengan jurnalis, asik banget pokoknya bermain dengan kata-kata. Dari ilmu jurnalistik aku belajar mandiri, berkomunikasi, ngadepin berjuta karakter lawan bicara, dan belajar pengalaman narasumber,” katanya.

Diusianya yang relatif muda siapa disangka bila Tesya pernah magang dan bekerja di stasiun televisi nasional. Bahkan dipercaya sebagai penangggung jawab untuk mendokumentasikan beberapa even lokal, regional, hingga nasional seperti saat HUT Kota Cimahi tahun 2010 lalu.

Selain itu, dirinya juga mendapat kepercayaan saat gelaran Cimahi Festival, sutradara iklan layanan masyarakat, animator produksi animasi 'Cimahi Creative', fotografer dan pengarah gaya produksi stopmotion animasi, serta berbagai pengalaman lain

Putri semata wayang Iwan Herawan dan Evi Riyanti Indri itu berharap kedepan seiring dengan pilihannya saat ini bisa fokus di bidang jurnalistik terutama perfilman dengan menjadi seorang sutradara profesional sehingga mampu menciptakan sebuah hasil karya yang dapat dinikmati oleh masyarakat.

Tesya juga punya mimpi agar hasil kreasi para sutradara untuk pembuatan film indie juga bisa mendapat dukungan. “Film indie itu bisa jadi layar lebar kalau tingkat apresiasi pengamat film gak cuman dari segi sensasi harus nya bisa lebih baik kalau semua yang dipertimbangkan itu adalah esensi didalamnya,” tandas Tesya.

Kamis, 14 Desember 2017

Tebing Keraton Suguhkan Panorama Diatas Awan

(foto: dok penulis)
Siapa yang tak kenal dengan Bandung. Salah satu daerah di Pulau Jawa ini sangat populer dengan panorama dan kesejukan alamnya. Bahkan seringkali disebut sebagai salah satu surganya tempat wisata di Indonesia.
 
Dari sekian banyak tempat yang ada, kali ini penulis ingin merekomendasikan lokasi wisata alam yang dalam kurun waktu tiga tahun terakhir tak pernah surut akan  berbagai pemberitaan dan selalu menjadi buah bibir. Nama tempat wisata yang sempat penulis kunjungi itu adalah Tebing Keraton.

Secara geografis lokasi wisata ini terletak di Kampung Ciharegem Puncak, Desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Masyarakat setempat menyebutnya dalam bahasa sunda ‘Cadas Jontor’ yang artinya sebuah bukit yang menonjol kedepan.

Objek wisata yang masih menjadi bagian dari Taman Hutan Raya (Tahura) Djuanda itu menyuguhkan panorama yang amat sangat menakjubkan. Pasalnya, begitu sampai diatas puncak tebing kita seperti berada diatas awan.

Sambil merasakan sensasi di puncak tertinggi, kita sebagai pengunjung juga dimanjakan keindahan alam yang menjadi kekhasan Jawa Barat sekaligus bisa menikmati proses terbit dan tenggelamnya matahari sambil berswa foto.

Di sebelah utara pengunjung bisa melihat jelas kemegahan Gunung Tangkuban Perahu yang melegenda. Begitupun di bagian selatan nampak gugusan Gunung Tilu dan Gunung Malabar. Sementara itu, saat mengalihkan mata ke sebelah timur nampak berdiri kokoh Gunung Manglayang.

Karena daya tarik itulah, tebing yang berada diketinggian 1.200 meter dari permukaan laut (mdpl) sempat menyedot perhatian tak terkecuali mendorong keinginan penulis untuk menjelajahinya.

Dari beberapa sumber yang penulis himpun, Tebing Keraton ini sempat menjadi tranding topic disejumlah media sosial kurang dari setahun begitu pertama kali diresmikan pada bulan Mei 2014 lalu. Bahkan kini dapat menjadi ragam pilihan bagi wisatawan.

Saat ini pun hampir setiap akhir pekan maupun memasuki momen libur panjang Tebing Keraton kerap diserbu pengunjung. Untuk operasional sendiri, wisata alam Tebing Keraton dibuka setiap hari dari pukul 04.00 WIB hingga 18.00 WIB dengan biaya masuk sekitar Rp11.000 per orang.

Selasa, 12 Desember 2017

Kota Bandung Siap Beri Tempat Istimewa Untuk Kaum Hawa

(ilustrasi gambar: net)
Pemerintah Kota Bandung berkomitmen akan terus mendorong agar para kaum hawa bisa memiliki ruang untuk berkiprah diwilayahnya. Perempuan juga tidak akan diberi batasan untuk mendapatkan hak sosial, ekonomi, hingga politik.

Dalam rilis yang diterima, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyatakan sebagai bukti bila kaum hawa mendapatkan tempat istimewa itu seiring dengan keterisian perjabat perempuan didaerah yang dipimpinnya mencapai 38%.
"Dari data itu Kota Bandung membuktikan kepedulian terhadap hak mereka (perempuan). Bahkan telah melampau target dari pemerintah pusat yang menetapkan minimal 30% untuk memberdayakan kaum hawa," ujar Ridwan.

Lelaki yang akrab disapa Emil itu menambahkan Pemerintah Kota Bandung yang kini sangat konsen terhadap perempuan juga telah membentuk dinas khusus pemberdayaan perempuan.
"Itu dilakukan Supaya keberpihakan dan kualitas hidup para perempuan ini tidak ada bedanya dengan para lelaki," ujarnya.

Selain itu, lanjut Emil, saat ini berdasarkan data yang dihimpun jajarannya jika perlindungan terhadap kesehatan ibu dan anak khususnya di Kota Bandung sudah mengalami kemajuan. Angka kematian ibu dan anak turun sekitar 30%.

"Perempuan juga didorong untuk sering bersilaturahmi melalui komunitas agar semakin bisa mengaktualisasikan diri ke dalam berbagai hal. Pernah saya survey kebahagiaan warga itu kalau silaturahim," ungkapnya.

Emil menjelaskan, tahun ini pemerintah menggulirkan program Kredit Bagja untuk diaktivasi oleh para kader Posyandu dan PKK. Para kader yang sebagian besar perempuan diharapkan bisa ikut meningkatkan kesejahteraan keluarga.
"Jika program itu turut disukseskan oleh semua pihak, masyarakat bisa lebih sejahtera. IPM (Indeks Pembangunan Manusia) kita bisa naik. Saat ini IPM ekonominya masih 70, pendidikan sudah keren 90, kesehatan 80," tandasnya.

Minggu, 10 Desember 2017

Lima Kelurahan di Kota Bandung Raih Predikat Bebas BAB Sembarangan

(foto: dok Humas Pemkot Bandung)
Kota Bandung rupanya bukan hanya semakin maju dari segi tatanan kota namun juga terus melakukan pembinaan dari hal kesehatan lingkungan. Hal itu seiring dengan adanya 5 Kelurahan diibukota Jawa Barat itu yang meraih predikat Open Defection Free (ODF).

Kategori dibidang kesehatan diberikan lantaran kelima wilayah yang meliputi  Kelurahan Rancanumpang, Cihapit, Ciateul, Paledang dan Manjahlega mampu menjaga lingkungan serta masyarakatnya untuk tidak buang air besar sembarangan.

Wakil Wali Kota Bandung Oded M Danial mengapresiasi pencapaian tersebut. Dirinya berharap kelima kelurahan itu dapat menjadi contoh untuk kelurahan lain didaerah yang dipimpinnnya itu.

“Intinya sebagai manusia harus hidup sehat dan peduli terhadap lingkungan termasuk buang air besar. Hal itu merupakan yang terpenting agar kita menjalani kehidupan sehari hari lebih baik," katanya usai memberikan penghargaan.

Menurut Oded, pemberian predikat ODF ini menandakan bila masyarakatnya telah sadar dengan aktifitasnya membuang air besar di jamban sehat yang tidak mencemari lingkungan.

“Sanitasi Kota Bandung sampai saat ini terus meningkat. Dimana sejak tahun 2015 hanya satu kelurahan saja di Rancanumpang yang 100 persen ODF. Namun bersama sama meningkatkan keberhasilan maka di tahun ini sudah 5 kelurahan yang mencapai 100 persen,” terangnya.

Lelaki yang akrab disapa Mang Oded itu juga ingin memberikan motivasi untuk kelurahan yang belum mencapai target agar lebih baik lagi dalam menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan. Dirinya menargetkan, untuk tahun 2019 akses sanitasi di Kota Bandung harus 100%.

"Target itu harus tercapai, pergunakan seluruh potensi yang ada di kewilayah baik penganggaran maupun sumber daya masyarakatnya," tutur Oded.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Rita Verita mengajak kepada seluruh masyarakat, aparat kewilayah maupun unsur SKPD agar merubah perilaku sanitasi secara sistem pemicuan. Yang dimaksud dengan sistem pemicuan adalah tata cara atau tips agar lingkungan menjadi bersih.

“Terdapat lima pilar agar sanitasi hadir di lingkungan, diantaranya tidak buang air besar di sembarang tempat, cuci tangan pakai sabun di air mengalir, mengolah minum dan makanan yang aman, mengolah sampah dengan baik dan mengolah air limbah rumah tangga yang aman,” tuturnya.

Dirinya yakin jika beberapa tahun kedepan seluruh wilayah di Kota Bandung bisa mencapai ODF dengan mengedepankan lima pilar tersebut. Pihaknya juga akan memaksimalkan beberapa program untuk meningkatkannya.

"Salah satu upaya untuk menjadikan wilayah 100 ODF yaitu dengan sosialisasi dan memberikan edukasi di setiap wilayah. Seluruh kecamatan, kelompok kerja, lintas sektor, pelatihan wirausaha. Unsur tersebut terus di edukasi agar lingkungan menjadi lebih bersih,"pungkasnya.

Sabtu, 09 Desember 2017

Mahasiswa ITENAS Bandung Lahirkan Mobil Listrik Masa Depan

(foto: dok. Humas Pemkot Bandung)
Sebuah karya anak bangsa lahir di Kota Bandung. Kali ini para mahasiswa Institut Teknologi Nasional (ITENAS) yang berhasil mengukirnya dengan merancang mobil listrik masa depan bernama EVHERO.

Informasi yang diterima penulis, kendaraan roda empat berjenis crossover itu menelan biaya riset dan pengembangan Rp 1 miliar dari Kementerian Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti) bekerjasama dengan salah satu perusahaan mobil listrik.

Peluncuran kendaraan yang dinilai ramah lingkungan itu langsung diresmikan oleh Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dan Rektor Itenas Imam Aschuri serta Head of Research Team Tarsisius Kristyadi di Kampus Institut Teknologi Nasional (ITENAS), Rabu (15/11/2017) lalu.

Dalam kesempatan tersebut, Ridwan menyampaikan, dengan hadirnya kendaraan ini membuktikan bahwa anak bangsa bisa berinovasi dan memberikan manfaat bagi lingkungan maupun masyarakat.

"Dengan bahan bakar yang ramah lingkungan, dan berkapasitas lima orang ini membuktikan bahwa mahasiswa itu bisa menciptakan dan sudah siap menghadapi jaman dan teknologi yang baru," ujarnya.

Menurut dia, inovasi anak bangsa ini juga sudah seharusnya mendapat dukungan dari pemerintah pusat. Pasalnya, dengan lahirnya kendaraan berbasis listrik lingkungan pun menjadi lebih bersih.

Menurut Head Of Research Team Itenas Tarsisius Kristyadi, EVHERO merupakan tipe kendaraan yang telah sesuai dengan kondisi alamiah di Indonesia yang berbatu, dan berkelok.

"Jadi mobil listrik ini khusus di desain untuk orang yang menggemari adventure tetapi ingin tetap gaya di kota, sehingga ini bisa melintas kemanapun,"jelas Tarsisius.

Dia menambahkan, EVHERO memiliki kecepatan maksimal 70 km/jam dengan kekuatan daya listrik selama 2 jam. Dirinya juga menjamin bahwa kendaraan listrik ini tidak akan konslet saat terkena air.

"Karena didalam komponen listrik tersebut di cover dan dilindungi supaya tidak konslet jika terkena air. Kelebihan mobil ini selain dalam hal lingkungan maupun bahan bakar, usia baterainya pun bisa sampai 25 tahun,” tandasnya.

Peringati Maulid Nabi, Oded Ajak Umat Muslim Ikuti Jejak Nabi Muhammad SAW

(Wali Kota Bandung Oded M Danial) Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Wali Kota Bandung Oded M Danial mengajak umat muslim mengikuti jeja...